Kamis, 28 Oktober 2010

"kepalsuan cinta"

Saat kata yang menjadi cambuk jiwa terucap

tak ada pilihan untuk berteriak

hanya hati yang bisa bergeming

bahwa sakit hati

tak kan mudah terobati

Merasa tak semudah berkata

Relung jiwa terisi luka yang membekas

Penghapus macam apa

Yang mampu menyingkirkannya?

Senyum yang merekah

Hanya hiasan semata

Demi arti dan makna

Yang tertutup kepalsuan cinta

Sobekan angan indah tentang ketulusan

Yang telah tercurahkan

Membuat gumpalan derita

Pada nurani yang sebelumnya suci

Dari dusta cinta

Tatapan mata yang penuh cinta

Tak di sangka bisa berubah

Menjadi pedang cinta

Yang menusuk jiwa.

sedih ku

ya Allah,banyak yang menjadi pengisi otak ku,tapi mengapa ketika cinta datang dan pergi hal itu selalu menjadi topik utama? ingin aku menghilangkan semua rasa yang mengganggu hidup ku,cara2 yang telah ku tempuh tak bisa dihitung dengan banyaknya ruas jari ku.
kupanjat kan do'a dengan iringan sebuah usaha yang ku harap bisa memperbaiki semua,ingin batin ini menjadi batin yang tak pernah letih setiap kali mendapat bingkisan rasa yang baru,aku menyadari ketika aku bersedih akulah orang pertama yang menjadi penyebab kesedihan ku,tanpa tahu apa yang harus ku lakukan untuk bisa menjadikan kesedihan itu sesuatu yang indah untuk diubah menjadi suatu karya cantik yang bisa menjadi pemberi inspirasi bagi orang lain.
"semakin sedikit pengetahuan seseorang,semakin sering pula kesedihan menghampirinya" kalimat itu yang pernah ku baca ketika aku berada dalam kesedihan karena cinta,sedikit terbuka hati ku dengan mencerna perlahan rangkaian kata itu.

Senin, 11 Oktober 2010

"Khayalan Ku"

aku ingin seperti burung.
seragam pramuka yang aku kenakan menandakan bahwa hari itu adalah sabtu. entah kenapa seragam itu selalu aku pakai pada hari sabtu, terkecuali karena memang peraturan dari sekolah. duduk di depan kelas setelah 2 jam pelajaran geografi. terlihat burung-burung kecil terbang kesana kemari, turun dengan pandangan tajam, menyambar rumput kering, lalu terbang lagi dan hinggap didahan yang kokoh.
sekilas terbersit pikiran konyol, aku menjadi seekor burung. berawal dari burung kecil yang belum memiliki lengan perkasa, berteriak ketika lapar sembari membuka mulutnya. ibu burung datang membawa makanan yang ia simpan dalam kantung mulutnya, lalu menyuapkan makanan itu sedikit demi sedikit ke dalam semua mulut mungil yang terbuka dihadapannya.
burung kecil tumbuh dengan cepat, tubuh yang di balut bulu-bulu indah. belajar mengepakkan sayapnya dan terbang seperti ibunya.
ketika dewasa ia pergi berkelana, terbang menembus gumpalan awan, dan melihat bumi dari ketinggian. indah,.
ia hidup bersama alam. aku berharap aku adalah burung ketika aku mendapati suatu kenyataan. bahwa burung tidak pernah merusak alam. makan pun ia tak meninggalkan sampah yang tak dapat diurai tanah.
ia hanya tidur di atas pohon, bukan menebang pohon secara liar untuk ia jadikan tempat tinggal. terlebih lagi ketika aku melihat burung yang senantiasa menciptakan suasana nyaman dengan siulnya yang merdu.