aku ingin seperti burung.
seragam pramuka yang aku kenakan menandakan bahwa hari itu adalah sabtu. entah kenapa seragam itu selalu aku pakai pada hari sabtu, terkecuali karena memang peraturan dari sekolah. duduk di depan kelas setelah 2 jam pelajaran geografi. terlihat burung-burung kecil terbang kesana kemari, turun dengan pandangan tajam, menyambar rumput kering, lalu terbang lagi dan hinggap didahan yang kokoh.
sekilas terbersit pikiran konyol, aku menjadi seekor burung. berawal dari burung kecil yang belum memiliki lengan perkasa, berteriak ketika lapar sembari membuka mulutnya. ibu burung datang membawa makanan yang ia simpan dalam kantung mulutnya, lalu menyuapkan makanan itu sedikit demi sedikit ke dalam semua mulut mungil yang terbuka dihadapannya.
burung kecil tumbuh dengan cepat, tubuh yang di balut bulu-bulu indah. belajar mengepakkan sayapnya dan terbang seperti ibunya.
ketika dewasa ia pergi berkelana, terbang menembus gumpalan awan, dan melihat bumi dari ketinggian. indah,.
ia hidup bersama alam. aku berharap aku adalah burung ketika aku mendapati suatu kenyataan. bahwa burung tidak pernah merusak alam. makan pun ia tak meninggalkan sampah yang tak dapat diurai tanah.
ia hanya tidur di atas pohon, bukan menebang pohon secara liar untuk ia jadikan tempat tinggal. terlebih lagi ketika aku melihat burung yang senantiasa menciptakan suasana nyaman dengan siulnya yang merdu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar